Jati Diri

Fakta Mengerikan Dibalik Sosial Media, Anda Harus Tau!!!

Ada beberapa fakta mengejutkan sekaligus mengerikan dibalik sosial media yang kita gunakan sehari-hari, dan sayangnya tidak banyak orang yang mengetahuinya.

Judul saya buat sedemikian rupa agar kalian yang mampir kesini adalah orang-orang yang punya hasrat belajar tinggi, sadar akan perubahan dan siap untuk beranjak menjadi manusia yang lebih baik.

Saya janji, meskipun judul terkesan click bait, tapi semoga isinya bisa menjadi pengetahuan & pelajaran hidup yang sangat berharga.

Pembongkaran Rahasia Besar-Besaran

Disclosure of Secrets
Disclosure of Secrets

Ini adalah tentang pembongkaran rahasia besar-besaran dari pendiri, investor dan para teknisi yang bekerja di perusahaan sosial media seperti Facebook, Instagram, Google, Youtube, dan lain-lain.

Berawal dari kekacauan di dunia nyata, Netflix menciptakan film dokumentar yang bikin saya merinding melihatnya.

Tapi sebelum membahas hal itu lebih lanjut, alangkah baiknya saya jelaskan dari awal agar menjadi bacaan yang padu dan urut.

Pengenalan Awal

Sebenarnya saya bingung mulai darimana, karena banyak sekali hal yang ada di pikiran.

Mungkin akan saya awali dari percobaan saya menonaktifkan WhatsApp selama 30 hari (karena banyak sekali gangguan dari sana).

Saat itu, saya harus migrasi blog Auroratekno.com dari blogger ke wordpress, ganti domain, setting server, tulis ulang 250 postingan dan ngatur ini itu banyak sekali.

Awalnya, saya pikir mustahil bisa menyelesaikan semua itu dalam 3 bulan karena saya terbiasa melakukan pekerjaan sampai hal terkecil sekalipun.

Untuk masalah gambar saja, saya kompres bolak balik, edit di Photoshop, resolusi harus pas, tambahin tanda panah, watermark dan penyematan kata kunci tanpa terkesan spamming.

Namun jika saya tidak melakukannya dengan cepat, maka hasil kerja saya selama 2 tahun lebih akan menjadi sia-sia.

Untuk itu, saya perlu strategi untuk menghemat waktu dan menghentikan kebiasaan yang menghabiskan waktu secara percuma agar target bisa selesai dalam kurun waktu 3 bulan (maksimal).

Jadi, menonaktifkan WhatsApp adalah hal yang paling tepat saat itu, karena WhatsApp benar-benar menyita waktu saya dan sumber tekanan dari sana-sini.

Saya pun nonaktifkan aplikasinya, lalu mulai mengerjakan migrasi blog.

Saya bangun pagi, mandi, sarapan, bermain dengan kucing sebentar dan mulai bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam. 😂

Saya berhenti bekerja hanya pada saat waktu sholat dan makan saja, selebihnya saya bermain game dan sosmed (kurang dari 45 menit per hari).

Hal itu berlangsung selama 60 hari. Dan tanpa sadar, akhirnya saya pun jarang membuka aplikasi sosmed lain seperti Facebook dan Instagram.

Setelah berjalan beberapa minggu, saya merasa lebih produktif dan mampu melaksanakan pekerjaan berat dengan cepat.

Tanpa disadari, saya berhasil menyelesaikan 80% pekerjaan selama 2 bulan tanpa kehilangan semangat.

Karena tinggal 20%, saya pun merasa santai dan mulai menjalani kehidupan seperti sebelumnya (scroll IG tanpa kenal waktu, main FB gak jelas dan buka tutup WhatsApp setiap beberapa menit sekali).

Dengan kebiasaan lama tersebut, ternyata sisa dari 20% pekerjaan itu bahkan tak mampu saya selesaikan dalam waktu 2 bulan.

What? Kok bisa?

Saya pun sadar, ternyata sosmed tidak hanya menyita waktu, tapi menghancurkan motivasi dan mood kita dengan sangat cepat, sehingga pekerjaan yang mudah akan terasa sulit.

Itulah sebabnya saya membuat konten tentang algoritma sosial media dan membahasnya secara mendalam.

Menemukan Konten Menarik

Karena saking canggihnya algoritma sosial media, akhirnya ada salah satu rekomendasi video yang membahas tentang puasa sosial media muncul di beranda youtube saya.

Algoritma tahu bahwa saya sedang membutuhkan konten tersebut

Nah inilah hal pertama yang ingin saya tunjukkan, berikut videonya :

Ya, kontennya berbahasa Inggris.

Saya pikir, mau tidak mau kita harus belajar bahasa Inggris, karena banyak ilmu yang bisa kita dapatkan dari orang luar negeri dibanding negara sendiri.

Setelah menonton video tersebut, beberapa hari kemudian saya disuguhkan konten serupa, namun kali ini bahasa Indonesia.

Jadi, kalian bisa menontonnya tanpa kesulitan.

Di video tersebut, dia mengatakan bahwa ada film dokumentar dari Netflix – The Social Dilemma (2020), akhirnya saya pun mencari tahu.

Setelah mendownload film tersebut, saya langsung menontonnya.

Dan gila!!!

Film ini benar-benar sangat gila, saya pun merinding saat melihat fakta yang ada dibaliknya.

Mereka (para ex. pendiri, teknisi, investor pertama dan seluruh anggota yang turut andil dalam mengelola perusahaan sosial media) membocorkan praktik aloritma sosial media luar biasa yang bisa menghancurkan umat manusia.

Penjelasannya lumayan rumit, saya aja nonton sambil di jeda-jeda untuk mencerna dengan baik.

Makanya saya nonton dari habis maghrib (sekitar pukul 18:30) sampai pukul 21:15 WIB baru menyelesaikan 1 jam 11 menit (padahal durasinya cuma 1 jam 34 menit saja).

Meskipun saya sangat antusias dan ingin segera menyelesaikannya. Namun saya sadar, saya harus menyimpan tenaga untuk besok. Saya akan menonton-nya di pagi hari agar lebih fokus dan menyerap semua maksudnya.

Akhirnya saya lanjutkan di pagi dan butuh waktu sekitar 1 jam untuk menyelesaikannya sampai akhir.

Bagi kalian yang ingin menontonnya, saya tidak sungkan mengupload ulang dan membagikannya disini. Karena ini benar-benar hal yang sangat luar biasa yang menyangkut kehidupan umat manusia.

Saya bingung menggambarkannya seperti apa. Yang jelas, teknologi sudah sangat jauh dari pandangan kita sebagai masyarakat biasa.

Jika orang menontonnya, pastilah langsung melongo dan terheran-heran.

Silahkan download saja disini.

Pembelajaran Yang Didapat

Get Valuable Lessons
Get Valuable Lessons

Awalnya, saya pikir ini hal biasa dan tak ada yang perlu dikhawatirkan. Lagipula kehidupan kita berjalan seperti biasa dan suka duka pasti akan selalu mewarnai.

Namun setelah melihat 3 sumber diatas (terutama film dokumentar-nya), ternyata algoritma sosial media sudah sangat keterlaluan.

Bagaimana mungkin kita akan membiarkannya begitu saja?

Saya yang pernah menjadi korbannya, lalu kemudian sadar, tentu saja tidak ingin semua orang mengalaminya.

Mungkin untuk saat ini, masih banyak orang yang menghabiskan waktunya untuk bekerja di dunia nyata.

Namun perubahan pola hidup pasti terjadi. Cepat atau lambat banyak orang yang hanya bekerja dari rumah saja, maka sosial media akan menjadi makanan sehari-hari yang tak dapat dihindari.

Untuk itu, selagi masih ada orang yang baik hati membongkar praktik algoritma sosial media yang begitu mengerikan, seharusnya kita sadar diri.

Karena saya merasakan betul, bagaimana perubahan mood yang sangat cepat yang mempengaruhi pola pikir saya dalam memandang sesuatu.

Semuanya terasa semu, bahkan terkadang saya tak bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar.

Orang makin pintar dengan teknologinya, matematikanya dan bahkan ekonominya. Tapi bahkan tak sadar akan kesehatan mentalnya.

Lupa menjadi seorang manusia yang sesungguhnya. Manusia yang pada hakikatnya hidup berdampingan dan saling tolong menolong satu sama lain.

Ini Dia Arti Insecure Dalam Bahasa Gaul, Sebab & Solusi

Mulai Menerapkannya

Setelah menonton 3 sumber tadi, saya pun akan mulai melakukan puasa sosial media setelah selesai membuat dan membagikan artikel ini.

Sebelumnya saya memang sudah melakukannya, tapi belum totalitas (masih buka dikit-dikit).

Ditambah lagi, saya pernah merasakan manfaatnya meskipun hanya dengan mengurangi waktu dalam bersosial media.

Jika dikurangi saja manfaatnya sangatlah besar, gimana kalau dihilangkan secara total? Hmm, patut dicoba. 😃

Oiya, jika kalian juga ingin mencobanya, saya juga punya rekomendasi video yang patut ditonton :

Kesimpulan & Saran

Pada akhirnya, kita tak boleh menelan mentah-mentah apa yang telah disajikan. Semua harus dimasak terlebih dahulu, dan jangan lupa dengan bumbu-bumbu nya.

Artinya, untuk menyimpulkan sesuatu dengan akurat, kita butuh pengetahuan yang luas, tidak bisa hanya memandang satu atau dua sisi saja.

Kita perlu belajar teknologi, fisika, agama, matematika, psikologi, sosial budaya dan lain sebagainya.

Merasa Tak Punya Bakat? Kamu Harus Lakukan Ini

Tapi semakin luas ilmu yang kita ketahui, bisa saja kita makin merasa kebingungan dan terombang-ambing.

Lalu apa kunci untuk menjadi lebih seimbang?

Jawabannya tidak lain dan tidak bukan adalah AGAMA.

Semua kembali kepada agama, karena agama menjadi penyeimbang sekaligus obat penawar. Itulah mengapa orang berilmu harus diimbangi dengan spiritual yang tinggi juga.

Jangan heran ketika orang berilmu makin tersesat. Bukannya dia bodoh atau apa, namun dia telah melupakan ketuhanan yang sejatinya menjadi kunci dasar dari apa yang telah dicapai sebelumnya.

Jika anda muslim, jangan lupa perbanyak dzikir dan tenangkan pikiran agar keputusan yang kita ambil makin dekat dengan kebenaran.

Serahkan sepenuhnya kepada yang maha kuasa. Ucapkan bismillah tiap kali mengambil sebuah keputusan sulit, semoga kita senantiasa ditunjukkan jalan yang lurus.

Tambahan

Life is complicated, but you are the mystery solver

Write A Comment