Dalam alunan kata yang penuh makna, kita menemukan hikmah dalam kata kata Cak Nun, yang mengalir bagaikan sungai kebijaksanaan.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan, terdapat suara yang menyejukkan, suara dari seorang filsuf, penyair, dan budayawan, Emha Ainun Nadjib, yang lebih dikenal sebagai Cak Nun.
Kata kata Cak Nun, layaknya benang emas yang menyulam kearifan dalam setiap lipatan kehidupan.
Dari cinta yang tulus hingga secangkir kopi yang menemani renungan di sore hari, setiap ucapannya membawa kita pada sebuah perjalanan introspektif tentang kehidupan.
Dalam setiap kata yang terucap, Cak Nun tak hanya berbicara, tetapi juga menyelami kedalaman hati manusia.
Kata kata Cak Nun tentang cinta, umpama air yang mengalir tenang, mengajarkan kita tentang keindahan dalam kesederhanaan dan kekuatan dalam kelembutan.
Sementara itu, ketika beliau berbicara tentang kopi, bukan hanya tentang rasa atau aroma, melainkan tentang momen refleksi dan kedamaian yang hadir dalam setiap tegukan.
60 Kata Kata Cak Nun (Emha Ainun Najib) Terbaik
Berikut adalah rangkaian kata kata pilihan dari Cak Nun, yang setiap katanya mengandung kedalaman makna dan kebijaksanaan tentang kehidupan.
1. Dunia ini masih dipimpin oleh orang yang lebih memilih kenyang meskipun dijadikan budak, daripada lapar tapi bertahan harga dirinya
2. Hidup ini sangat luas dan dimensi-dimensi persoalannya tak terhingga, untuk itu diperlukan bukan sekadar wawasan yang luas dan pengetahuan yang terus dicari melainkan juga kearifan dan sikap luhur yang konsisten dari hari ke hari
3. Kearifan-kearifan agama harus diterjemahkan ke dalam sistem nilai pengelolaan sejarah, kebudayaan, dan peradabannya
4. Kalau sama Tuhan kita harus 100%, kalau kepada ilmu kita, cukup 99%. Seluruh yang saya ketahui dan yakini benar itu belum tentu benar. Maka saya tidak mempertahankan yang saya yakini benar karena mungkin mendapatkan ilmu yang lebih tinggi
5. Tuhan tidak bertanya padamu apakah kamu mampu menolong mbambung atau tidak, tapi melihat apakah kamu mencintai orang lemah atau tidak
6. Peraturan dan undang-undang tidak slalu sama dengan keadilan, ia bahkan bisa saja bertentangan dengan prinsip keadilan. Undang-undang memiliki relativitasnya sendiri dan tidak mutlak sebagaimana firman Tuhan
7. Jangan hidup di dunia jika tidak menemukan akhirat
8. Anda tak bisa menghakimi ekspresi seseorang hanya dengan melihat bunyi kata-katanya, melainkan Anda harus perhatikan nadanya, nuansanya, letak masalahnya
9. Apakah akhlak itu untuk dipamerkan kepada orang lain (melalui pakaian)? Tidak boleh kan? Maka semampu-mampu saya, berpakaian seperti ini untuk mengurangi potensi ‘penipuan’ saya kepada Anda
10. Bahwa kemenangan yang benar-benar kemenangan tidaklah terjadi pada seseorang atas orang lain, melainkan atas dirinya sendiri
11. Kematian terkadang merupakan kritik terhadap kehidupan
12. Masih tersediakah peluang di dalam kerendahan hati kita untuk mencari apapun saja yang kira-kira kita perlukan meskipun barang kali menyakitkan diri kita sendiri?
13. Kepala negara hingga kuli mengincar; Menjebak dan mencuri hidupmu; Namun betapa ajaib sesudah siuman; Kau percaya lagi
14. Hati bermuatan seribu alam semesta; Dindingnya keremangan; Kalau kau keliru sapa; Ia berlagak jadi batu seonggokan
15. Betapa dahsyat penciptaan hati; Bagai Tuhan itu sendiri; Oleh apa pun tak terwakili: Ia adalah Ia sendiri
16. Betapa Tuhan serasa hati ini; Dicacah dilukai berulangkali;Berdarah-darah dan mati beribu kali; Esok terbit jadi matahari
17. Dalam pengadilan di Indonesia, kadang kita harus memilih alternatif yang terbaik di antara yang terkutuk, dengan menyisakan sedikit harapan bahwa hati nurani manusia tidak semuanya terdiri atas buku
18. Politik diciptakan dan dimanifestasikan berdasarkan filosofi dan tujuan untuk menyediakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi manusia, tapi yang terjadi adalah sama sekali kebalikannya
19. Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan ini adalah perlombaan dalam kebaikan. Bukan perlombaan keunggulan satu sama lain
20. Dakwah yang utama bukan berupa kata-kata. Melainkan dari perilaku. Orang yang berbuat baik sudah berdakwah
21. Sunnah Rasul yang paling mendasar adalah akhlaknya, bukan kostumnya. Orang yang disukai Tuhan adalah orang yang menyebut dirinya buruk, biso rumongso, enggak rumongso biso
22. Rakyat adalah juragan kita bersama. Kalau pagi kita siapkan air hangat untuk membasuh kakinya dan jika malam kita bernyanyi untuk menentramkan tidurnya
23. Apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia berlaku seperti samudera yang menampung sampah-sampah?
24. Agama kurang diperkenalkan sebagai berita gembira dan janji cinta, melainkan sebagai tukang cambuk, pendera dan satpam yang otoriter
25. Kalau kau cukup makan sepiring nasi, kenapa harus sepiring setengah. Kalau kesehatanmu cukup dipenuhi dengan sebiji tempe, kenapa ambil dua?
26. Pelajaran terpenting bagi calon pemimpin adalah kesanggupan menjadi rakyat. Barangsiapa sanggup menjadi rakyat yang baik, itulah pemimpin yang baik. Maksudnya, Sikap mental seorang pemimpin haruslah sikap mental kerakyatan
27. Menyepi itu penting, supaya kamu benar-benar bisa mendengar apa yang menjadi isi dari keramaian
28. Orang boleh salah, agar dengan demikian ia berpeluang menemukan kebenaran dengan proses autentiknya sendiri
29. Keceriaan dan kenyamanan hidup tidak terlalu bergantung pada hal-hal di luar manusia melainkan bergantung pada kekayaan batin di dalam diri manusia
30. Semalam batok kepalaku pecah; Dipukul orang dari belakang; Tatkala bangun di pagi merekah; Hatiku telah memaafkan
31. Hakikat hidup bukanlah apa yang kita ketahui, bukan buku-buku yang kita baca atau kalimat-kalimat yang kita pidatokan, melainkan apa yang kita kerjakan, apa yang paling mengakar di hati, jiwa dan inti kehidupan kita
32. Anda tidak boleh mendewakan saya, me-Muhammad-kan saya, meng-habib-kan saya, karena saya adalah saya karena Allah menjadikan saya sebagai saya dan tidak karena yang lain. Maka Anda obyektif saja sama saya
33. Bila air yang sedikit dapat menyelamatkanmu (dari rasa haus), tak perlu meminta air lebih banyak yang barangkali dapat membuatmu tenggelam. Maka selalulah belajar cukup dengan apa yang kamu miliki
34. Tuhan tidak tersakiti oleh pengingkaran Anda. Tetapi Tuhan sangat tersakiti jika Anda berpura-pura menyembahNya
35. Jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tak bisa dibawa mati
36. Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya?
37. Kegelapan hanyalah ketika taburan cahaya tak diterima
38. Hanya sunyi, yang sanggup mengajarkan kita, untuk tak mendua
39. Seseorang tidak akan memperjuangkan perubahan dari ketidakbenaran menjadi kebenaran ketika yang harus ia pelihara adalah kemapanannya dalam ketidakbenaran
40. Kebanyakan orang tak bisa tidur, mereka hanya tertidur, karena sepanjang siang dan malam hari mereka diberati oleh dunia
41. Agama adalah perilaku, agama adalah sikap. Dan semua agama mengajarkan kesantunan, kasih sayang dan cinta kasih sesama
42. Surga itu gak penting, fokuskan dirimu hanya pada Tuhan
43. Tuhan tidak menuntut kita untuk sukses. Tuhan hanya menyuruh kita berjuang tanpa henti
44. Agama diajarkan kepada manusia agar ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan alam, menata sejarah, kebudayaan, politik
45. Tidak apa-apa kalau ilmu agamamu masih pas-pasan, itu malah membuatmu menjadi rendah hati. Banyak orang yang sudah merasa tahu ilmu agama, malah menjadikannya tinggi hati
46. Kalian berbicara bahwa dunia semakin rusak dan akan semakin rusak. Siapa yang merusak? Kalian sendiri
47. Yang penting bukan apakah kita menang atau kalah, Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalah pun bukan dosa, yang penting adalah apakah seseorang berjuang atau tak berjuang
48. Kalau kamu kehilangan kepekaan terhadap keindahan, kamu tidak menemukan apa-apa di dunia
49. Yang lebih kalian cari bukanlah kebaikan melainkan kekayaan, yang lebih kalian buru bukanlah keluhuran melainkan kenyamanan, dan pada posisi seperti itu kalian selalu merasa lebih tinggi derajat dibanding orang kecil
50. Anak-anak muda tak bisa hanya menggantungkan diri akan jadi pegawai negeri, pembengkakan populasi penduduk akan makin berbanding terbalik dengan penyediaan lapangan kerja, jadi yang akan tegak hidupnya adalah orang-orang yang bermental wiraswasta, yang tidak priyayi, yang ulet dan bersedia bekerja keras
51. Hidup ini bukan kamu sukses atau tidak, bukan menang atau kalah. Tapi Hidup di dunia ini apakah kamu bertahan berjuang bergantung pada Allah dalam keadaan apapun juga
52. Kebanyakan manusia berjuang mengada-adakan dirinya. Menonjol-nonjolkan dirinya, bahkan untuk itu mereka meniadakan mahluk selainnya. Sampai tega meniadakan Tuhannya, itulah kematian
53. Agama itu letaknya di dapur. Tidak masalah mau pakai wajan merk apa di dapur, yang utama adalah makanan yang disajikan di warung sehat. Maka ukuran keberhasilan orang beragama bukan pada sholat atau umrohnya, melainkan pada perilakunya
54. Jangan paksa orang untuk mencintaimu. Tagihlah dirimu untuk mencintai siapapun
55. Engkau bisa mencintai meskipun tanpa cinta
56. Salah satu unsur cinta dewasa adalah empati. Kalau kekasih kita haus, kita yang gugup mencarikan air minum. Kalau kekasih kita terluka, perasaan kita yang mengucurkan darah
57. Cinta bukanlah bertahan seberapa lama, tetapi seberapa jelas dan ke arah mana
58. Empati adalah salah satu unsur yang harus ada dalam menjalin hubungan, Antara satu sama lain harus saling menghargai dan memahami karena pada dasarnya cinta adalah saling melengkapi. Selalu berusaha merasakan apa yang dirasakan pasangannya juga adalah salah satu wujud nyata dari cinta
59. Bukanlah hidup kalau sekadar untuk mencari makan, bukankah sambil bekerja seseorang bisa merenungkan suatu hal, bisa berzikir dengan ucapan yang sesuai dengan tahap penghayatan atau kebutuhan hidupnya, bisa mengamati macam-macam manusia, bisa belajar kepada sebegitu banyak peristiwa. Bisa menemukan hikmah-hikmah, pelajaran dan kearifan yang membuat hidupnya semakin maju dan baik
60. Kesedihan boleh ada, tapi jangan ada kebencian kepada siapapun
Melalui kata kata Emha Ainun Nadjib, kita diajak untuk merenungi kehidupan dengan segala suka dan dukanya.
Kata kata Cak Nun tentang kehidupan layaknya cermin yang menampakkan realita dengan segala kejernihannya.
Cak Nun, dengan segala kebijaksanaannya, mengingatkan kita bahwa kehidupan adalah perpaduan antara cinta, kesederhanaan, dan kedamaian – seperti kopi yang menemani hari, menghangatkan jiwa, dan memberikan energi untuk terus melangkah.
Di akhir perjalanan kata ini, kita diajak oleh Cak Nun untuk tidak hanya mendengar, tetapi meresapi setiap kata.
Kata kata Emha Ainun Nadjib, bagaikan angin sepoi yang membelai jiwa, mengajak kita untuk terus berjalan dalam kehidupan ini dengan hati yang lapang dan pikiran yang terbuka.
Seperti kata-kata beliau, kehidupan adalah tentang memahami, merenung, dan tentunya, terus mencintai.